
Pada masa pergerakan nasional, Kasimo aktif dalam bidang politik nasional. Pada tahun 1923, Kasimo menjadi salah satu pendiri partai Pakempalan Politik Katolik Djawi (PPKD) yang kemudian pada tahun 1933 partai ini berganti nama menjadi menjadi Persatuan Politik Katolik Indonesia (PPKI). Pada tahun 1931–1942, Kasimo juga pernah menjadi anggota Volksraad atau dewan rakyat Hindia Belanda. Dalam kedudukannya itu, ia menunjukkan bahwa seorang Katolik pribumi bisa menjadi nasionalis sejati. Pada tahun 1936, Kasimo turut menandatangani Petisi Soetardjo yang menuntut otonomi bagi bangsa Indonesia serta mendirikan Yayasan Tebu Rakyat (Jatra) untuk membantu petani tebu keluar dari sistem kolonial yang menindas.
Setelah proklamasi kemerdekaan 1945, Kasimo menghidupkan kembali PPKI setelah sebelumnya sempat dilarang ketika masa pendudukan Jepang (1942–1945). Partai tersebut kemudian berubah nama menjadi Partai Katolik Republik Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan ikut menyatukan berbagai organisasi Katolik ke dalam Partai Katolik Republik Indonesia. Ia kemudian dipercaya menjabat berbagai posisi penting dalam kabinet, antara lain Menteri Muda Kemakmuran, Menteri Persediaan Makanan Rakyat, Menteri Pertanian, serta Menteri Perdagangan. Dalam masa-masa sulit pasca-kemerdekaan, ia juga terlibat dalam perundingan dengan Belanda dan mendukung perjuangan mempertahankan kedaulatan.
Salah satu kontribusi terbesarnya pada masa tersebut adalah gagasan Rencana Kasimo. Rencana Kasimo adalah rencana untuk menyelesaikan masalah pangan di mana rencana ini digagas oleh Kasimo pada tahun 1948. Hal tersebutlah yang mendorong Kasimo untuk mencetus Rencana Kasimo. Pada saat awal kemerdekaan, Indonesia sedang mengalami kekosongan kas negara serta pajak-pajak bea masuk lainnya juga menurun secara drastis. Tujuan dari Rencana Kasimo adalah untuk meningkatkan produksi pangan dengan cara melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.
Berdasarkan kontribusi yang diberikan oleh Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono atau I.J. Kasimo, beberapa nilai yang dapat diteladani yaitu pertama semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme ini dapat dilihat dari Beliau yang aktif dalam Volksraad (dewan rakyat), memperjuangkan dan menyuarakan hak-hak rakyat Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan dan pertanian, meski mayoritas anggota dewan mendahulukan kepentingan belanda. Kedua, nilai yang dapat diteladani yaitu memiliki iman yang kuat. Kasimo merupakan seorang politikus dan pahlawan nasional yang memiliki keimanan katolik yang kuat, beliau juga merupakan salah seorang pendiri Partai Katolik Indonesia. Tujuannya bukan untuk eksklusifitas umat katolik merupakan mendidik serta mendorong umat untuk aktif dalam membangun bangsa dan sosial. Ketiga, nilai yang dapat diteladani yaitu kejujuran serta keberpihakan kepada rakyat kecil. Kasimo dikenal dengan politisi bersih yang tidak memiliki sejarah korupsi meski beberapa kali menjabat sebagai menteri, beliau menolak untuk menggunakan jabatan itu untuk kepentingan pribadi atau memperkaya diri. Malah beliau memilih untuk mendahulukan para rakyat kecil dengan merumuskan kasimo plan (rencana pembangunan pertanian nasional), dan dengan dijalankannya kasimo plan ini kondisi ekonomi bidang pangan di Indonesia mulai membaik. Keempat, nilai yang dapat diteladani yaitu ketekunan dan kerja keras dengan sifat yang demokratis. Kasimo berasal dari keluarga dengan latar belakang yang aktif di politik, sehingga sejak masa kolonial hingga Indonesia merdeka beliau aktif bergelut di bidang politik walaupun kondisi politik pada masa itu selalu berubah. Kelima, nilai yang dapat diteladani yaitu visioner. Berkat gagasan Kasimo plan beliau berhasil memajukan bidang pertanian dan ketahanan pangan yang merupakan pondasi pembangunan bangsa. Keenam, nilai yang dapat diteladani yaitu kesederhanaan. Walau beberapa kali menjabat sebagai menteri beliau tetap berpegang teguh pada simplisitas, bukti nyata integritas seorang pemimpin yang mengabdi.
Berdasarkan kontribusi yang diberikan oleh I.J. Kasimo, nilai-nilai yang dimiliki berdasarkan kitab suci yaitu yang pertama adalah keimanan di mana Kasimo adalah salah satu pendiri Partai katolik Indonesia dengan tujuan untuk mendorong para umat katolik untuk terlibat dalam perjuangan bangsa. Kedua yaitu kasih di mana Kasimo berpegang erat pada cinta yang utama yaitu cinta Allah dengan menyebarkan kasih kepada sesama terutama rakyat kecil. Memperjuangkan hak-hak mereka dalam bidang pendidikan, pangan, dan kesejahteraan. Ketiga yaitu penguasaan diri di mana Kasimo memiliki rekor kepemimpinan yang bersih tanpa jejak korupsi, walau memiliki jabatan yang cukup tinggi dalam pemerintahan (menteri), beliau menolak godaan duniawi. Keempat yaitu kebijaksanaan di mana Kasimo merupakan seorang pemimpin yang visioner dan realistis mengutamakan sektor pertanian karena sadar akan ketahanan pangan bagi rakyat kecil. Kelima yaitu kemurahan serta kelemahlembutan hati. Walau beliau aktif dalam berpolitik dan seringkali memiliki pendapat yang berbeda dengan penjajah kolonial tetapi beliau tidak pernah lari dalam kekerasan, melainkan dengan cara yang damai, logis, dan penuh kebijaksanaan. Hal ini bukan berarti beliau tidak tegas, beliau tetap tegas dalam mengkritik dan menyuarakan hak rakyat kecil. Kemurahan hati kasimo dapat terlihat saat beliau berani memperjuangkan suara seluruh rakyat kecil, tanpa memandang agama. Beliau rela mengabdikan hidup dan pikirannya dalam politik untuk orang banyak.
Berdasarkan kontribusi yang diberikan oleh I.J. Kasimo, beberapa nilai-nilai Vinsensian yang dimiliki olehnya yaitu pertama kesederhanaan dan matiraga. Beliau berpegang teguh dalam hidup simplicitas (sederhana) walau berulang kali memiliki jabatan sebagai orang penting dalam pemerintahan. Beliau selalu menolak keinginan daging akan hal-hal duniawi, sebab iman beliau yang kuat, dengan sejarah kerjanya yang bersih dari korupsi dan sifatnya yang mengutamakan kepentingan para rakyat kecil, bukan pada proyek proyek mewah yang menguntungkan orang besar. Nilai yang kedua adalah kerendahan hati. Beliau menggagaskan kasimo plan murni untuk rakyat, untuk demokrasi, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, bukan supaya namanya dikenal. Walau beliau sering mengkritik pemerintah kolonial, itu dia lakukan dengan bijaksana, dan hormat, tidak untuk memancing amarah, melainkan membangkitkan kesadaran. Nilai yang ketiga adalah kelembutan hati. Beliau selalu memperjuangkan kebenaran dengan cara yang damai serta bijaksana, walau beliau merupakan sosok yang sangat aktif dalam politik dan seringkali mengkritik pemerintah hindia belanda, semua itu beliau lakukan tidak untuk memprovokasi amarah, tetapi untuk kesadaran mereka akan perjuangan rakyat kecil. Nilai yang keempat adalah Penyelamatan jiwa. Beliau merupakan suara bagi rakyat-rakyat kecil yang tersingkirkan, dimana beliau akan selalu mendahulukan kesejahteraan mereka. Dalam gagasannya untuk ketahanan pangan bagi rakyat, beliau berhasil membuktikan dan membaikkan pertanian dan ketahanan pangan Indonesia bagi rakyat.